Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Iklan Navigasi Header

Washaya Aba' lil Abna' | Part 1

بـسـم الله الرحمن الرحـيـم


Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam, Sholawat dan Salam semoga tercurahkan kehadirat tuan kita Muhammad tuannya para nabi dan rasul, dan (Sholawat dan Salam juga semoga tercurahkan) kepada seluruh keluarga dan sahabat nabi.

Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam, Sholawat dan Salam semoga tercurahkan kehadirat tuan kita Muhammad tuannya para nabi dan rasul, dan (Sholawat dan Salam juga semoga tercurahkan) kepada seluruh keluarga dan sahabat nabi.

Setelah (membaca) Basmalah, Hamdalah, Sholawat dan Salam. Ini adalah pelajaran awal seputar Akhlak yang diridai. Saya [Mushonif] menyusun pelajaran-pelajaran ini untuk para penuntut ilmu-ilmu agama dan sudah saya isikan [cantumkan] Akhlak-akhlak yang diperlukan penuntut ilmu dalam memulai urusannya [menuntut ilmu] sehingga ketika Allah sudah memberikan pertolongan untuk berbudi pekerti luhur, diharapkan semoga penuntut ilmu dan seluruh makhluknya Allah diberikan kemanfaatan oleh Allah dengan ilmunya (Allah); dzat penguasa petunjuk dan dzat yang membimbing ke jalan yang lurus.

Pelajaran pertama

Nasihat guru kepada muridnya

Wahai anakku; semoga Allah menunjukkan dan menolongmu kepada amal-amal Shaleh, sesungguhnya bagiku kau seposisi [sama] dengan anak dari seorang ayah. Aku merasa senang melihatmu (dalam kondisi) sehat perawakannya, kuat pemahamannya, bersih hatinya, bersih Akhlaknya, menjaga adabnya, jauh dari perkataan jelek, lembut pergaulannya, dicintai saudara-saudaramu, membantu orang-orang Faqir, menyayangi orang-orang yang lemah, memaafkan kekeliruan, mengampuni kesalahan, tidak melalaikan Sholat dan tidak menyia-nyiakan ibadah kepada tuhanmu.

Wahai anakku; jika kau menerima sebuah nasihat dari seorang yang memberikan nasihat, maka aku (sebagai guru) adalah orang yang paling berhak kamu terima nasihatnya, aku adalah guru, pengajar dan pendidik jiwamu, kau tidak akan menemukan seorangpun yang bersungguh-sungguh untuk memberikanmu manfaat dan kebaikan-kebaikanmu daripada aku.
Wahai anakku; sesungguhnya bagimu aku adalah seorang penasihat yang Amin [dapat dipercaya],
Wahai anakku; sesungguhnya bagimu aku adalah seorang penasihat yang Amin [dapat dipercaya], maka terimalah nasihat-nasihat yang kuajarkan kepadamu dan amalkanlah nasihat tersebut saat ada aku, antara kau dengan saudara-saudaramu dan antara kau dengan dirimu sendiri.

Wahai anakku; apabila kau tidak mengamalkan nasihatku saat kau (dalam keadaan) sendirian, maka jarang sekali kau menjaganya [mengamalkan] nasihat-nasihatku diantara saudara-saudaramu.

Wahai anakku; jika kau tidak mengambilku sebagai panutan, maka dengan siapa kau akan ikut? dan atas dasar apa berusaha duduk (untuk menuntut ilmu) di depanku.

Wahai anakku; sesungguhnya seorang guru tidak menginginkan dari murid-muridnya; melainkan kebaikan-kebaikan yang yang mendidik, maka apakah kau merasa senang (jikalau) guru dan pendidik jiwamu tidak Ridho terhadapmu dan tidak peduli terhadap kebaikanmu?

Wahai anakku; sesungguhnya aku ingin kebaikan kepadamu, maka tolonglah aku untuk mendatangkan kebaikan kepadamu dengan cara taat dan melakukan Akhlak-akhlak mulia yang telah diajarkan kepadamu.

Wahai anakku; budi pekerti merupakan perhiasan pada diri manusia itu sendiri, dan (menjadi perhiasan) diantara saudara-saudaranya, kerabatnya dan keluarganya, maka jadilah orang yang baik budi pekertinya; maka orang-orang akan memuliakanmu dan mencintaimu.

Wahai anakku; bila kau tidak menghiasi keilmuanmu dengan Akhlak-akhlak muliamu, maka berilmu-mu lebih berbahaya bagimu daripada tidak berilmu-mu, karena orang Jahil [orang yang tidak tahu] masih dimaafkan sebab ketidaktahuannya. (Namun) tidak maaf bagi orang alim dihadapan manusia ketika dia [orang alim] tidak berhias dengan pekerti-pekerti baik.

Wahai anakku; janganlah bergantung kepada pegawasanku kepadamu, karena sesungguhnya pengawasanmu terhadap dirimu sendiri itu lebih utama dan lebih bermanfaat bagimu daripada pengawasanku kepadamu. [Karena seorang guru tidak selamanya bersama dengan muridnya]

Wahai anakku; Rasulullah bersabda :

"Sesungguhnya Allah memilih agama ini [Islam] untuk dirinya sendiri dan tidak ada kelayakan bagi agama kalian; melainkan kemurahan hati dan budi pekerti yang baik; ingatlah, maka hiasilah agama kalian dengan keduanya [kemurahan hati dan budi pekerti baik].

Wallahua'lam

Baca juga : Washaya lil Abna' | Part 2

Post a Comment for "Washaya Aba' lil Abna' | Part 1"