Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Iklan Navigasi Header

Khutbah Jum'at | Menyambut Tahun Baru Hijriyah

بـسـم الله الـرحـمن الـرحـيـم

Masjid Al Ikrom Gebang Jember
Masjid Al Ikrom Gebang Jember

الـسَّلاَمُ عَلَـيـكُـم وَرَحـمَـةُ اللهِ وَبَـرَكَاتُـهُ الـحَـمدُ لِلهِ عَلَى نِـعَـمِـهِ فِي أَوَّلِ شَـهـرٍ مِـنَ الـسَّـنَـةِ الـهِـجـرَةِ الـتَّـامَّـةِ الَّذِي جَـعَـلَ هَـذَا الـيَـومَ مِـنْ أَعـظَـمِ الأَيَّـامِ الـرَّحـمَـةِ. أَحـمَدُهُ حَـمدَ الـحَامِـدِيـنَ وَأَسـتَـعِـيـنُـهُ إنَّـهُ خَـيـرُ الـمُـعِـيـنِ وَأَتَـوَكَّـلُ عَلَـيـهِ إنَّـهُ ثِـقَـةُ الـمُـتَـوَكِّـلِـيـنَ أَشـهَدُ أَنْ لآ إلَـهَ إلاَّ اللهُ وَحـدَهُ لاَ شَـرِيـكَ لَـهُ وَأَشـهَدُ أنَّ مُـحَـمَّدًا عَـبـدُهُ وَرَسُـولُـهُ اللهُـمَّ صَلِّ وَسَـلِّـمْ عَلَى سَـيِّـدِنَـا مُـحَـمَّد وَعَلَى آلِـهِ وَأَصـحَـابِـهِ وَسَـلَّـمَ تَـسـلِـيـمًـا كَـثِـيـرًا

أمَّـا بَـعدُ فَـيَـا أَيُّـهَـا الـنَّـاسُ اتَّـقُـوا اللهَ حَـقَّ تُـقَـاتِـهِ وَلاَ تَـمُـوتُـنَّ إلاَّ وَأَنـتُـمْ مُـسـلِـمُـونَ قَـالَ اللهُ تَـعَالَى فِي كِـتَـابِـهِ الـكَـرِيـمِ أَعُـوذُ بِاللهِ مِـنَ الـشَّـيطَـانِ الـرَّجِـيـمِ بِـسـمِ اللهِ الـرَّحـمَـنِ الـرَّحِـيـمِ وَلِـكُـلِّ أُمَّـةٍ أَجَـل الايـة

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah SWT dengan penuh mengucapkan syukur kepadanya, karena kita masih diberikan kenikmatan; baik jasmani maupun rohani juga panjang umur sehingga kita masih dapat bertemu dengan tahun baru.

Didalam tahun yang baru ini, kita harus terus berusaha untuk memperbaharui ketaqwaan kita, artinya kita harus terus berusaha untuk meningkatkan nilai ketaqwaan dan pengabdian kita kepadanya. Jika pada tahun-tahun yang lalu kita masih melakukan kesalahan-kesalahan kecil, maka kita usahakan pada tahun yang baru ini agar kesalahan-kesalahan kita tersebut terhapus dengan cara memperbanyak amal kebajikan.

Kapan lagi kita berusaha untuk memperbaiki diri kalau bukan sekarang? Kenapa kita terus menunda-nunda untuk berbuat kebajikan dan taqwa kepada Allah?, padahal kita tidak tahu kapan ajal kita akan datang. Tapi yang pasti, dunia ini suatu saat akan mengalami usia tua yang akan disusul oleh kematian. Karena dunia bukanlah tempat yang abadi, sebagaimana firman Allah dalam Al Qur'an Surat Al Anbiya' ayat 34 - 35 yang artinya sebagaimana berikut :

"Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan".

Juga firmannya dalam Surat Al A'raf ayat 34 yang artinya :

"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannnya".

Jika kita pahami ayat diatas, maka kita akan menyadari bahwa kematian sudah pasti akan datang menjemput dan kedatangannyapun tidak disangka-sangka, oleh sebab itu tidak ada alasan bagi kita untuk menunda-nunda dalam melakukan amal kebajikan dan ketaqwaan.

Ada sebuah kisah menarik yang menyentuh hati. Suatu ketika putra Amirul Mukminin [Umar bin Khattab] pulang dari sekolah dan menangis, maka ditanya oleh ayahnya : "Mengapa engkau menangis?" Ia menjawab bahwa teman-temannya menghitung tambalan bajunya, padahal ia adalah anak seorang pemimpin. Ayahnyapun menjadi gundah, hatinya pilu memikirkan anaknya dan merasa kasihan terhadap anaknya. Maka segeralah beliau [Umar] mengirimkan sebuah surat kepada bendaharawan negara untuk meminta uang sebanyak empat Dirham, dengan jaminan gajinya bulan depan agar dipotong.

Bendaharawan itupun membalas suratnya dengan mengatakan :
"Wahai Umar, adakah engkau telah memastikan bahwa engkau akan hidup sampai bulan depan? Bagaimana jika engkau meninggal dunia sebelum engkau melunasi hutangmu? Apa yang engkau perbuat terhadap hutangmu dihadapan Allah?"

Setelah membaca isi surat dari bendaharawan tersebut, Umar menangis dan tersungkur. Lalu ia menasihati anaknya dan berkata "Wahai anakku, berangkatlah ke sekolah sebagaimana biasanya, karena aku tidak dapat memperhitungkan umurku walaupun satu jam lagi".

Allah SWT adalah dzat yang menentukan hidup matinya makhluk, kapan saja dia berkehendak, maka tidak ada satu kekuatanpun yang mampu untuk mencegahnya dan jika dia tidak berkehendak, maka tidak ada satu kekuatanpun yang dapat memerintah-Nya untuk berkehendak. Maka, sebagai manusia yang beriman kepada Allah, kita harus memanfaatkan umur yang telah diberikan Allah ini dengan sebaik-baiknya, karena pada suatu saat nanti, umur itu akan diambil lagi oleh-Nya. Apabila kita belum sempat mengerjakan amal kebajikan, maka kerugian dan penyesalan yang akan kita terima, dan jika kita telah mengerjakan banyak kebaikan dengan umur yang telah diberikan kepada kita, maka kebahagiaanlah yang akan kita peroleh nantinya.

Rasulullah SAW bersabda :
"Tanda kecelakaan itu ada 4 : Pertama, tidak mengingat-ingat dosa yang telah berlalu, padahal dosa-dosa itu tersimpan disisi Allah. Kedua, menyebut-nyebut segala kebaikan yang telah diperbuat, padahal siapapun tidak tahu apakah kebaikan-kebaikan itu diterima atau ditolak. Ketiga, memandang kepada orang yang lebih unggul dalam hal Duniawi. Keeempat, memandang orang yang lebih rendah dalam hal Ukhrowi".

Allah Ta'ala berfirman : "Aku mengendaki dia, sedang dia tidak menghendaki aku, maka dia aku tinggalkan".

Beliau juga bersabda :
"Apabila seorang hamba berkata: "Aku takut kepada Neraka", sedangkan dia tidak berhenti dari perbuatan-perbuatan dosa, maka dia adalah pendusta disisi Allah, bukan seorang yang bertaubat, dan apabila seorang hamba berkata: "Aku merindukan Surga", sedangkan ia tidak melakukan (sesuatu) untuknya, maka ia adalah seorang pendusta, bukan orang yang bertaubat, dan apabila seorang hamba berkata: "Aku mencintai Nabi Alaihis Sholatu was Salam", tanpa mengikuti Sunnahnya, maka dia adalah pendusta, bukan orang yang bertaubat dan apabila seorang hamba berkata: "Aku rindu untuk memeluk bidadari", sedang ia tidak memberi mas kawin terlebih dahulu kepadanya, maka dia pendusta, bukan orang yang bertaubat. Sesungguhnya orang yang bertaubat adalah kekasih Allah dan kekasih Rasul-Nya, sebagaimana fiman Allah:

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri".

Jama'ah sidang Jum'at yang dirahmati Allah.
Hadis tersebut, mengisyaratkan bahwa terjadinya akibat tentu ada sebabnya. Jika kita ingin terhindar dari siksa api neraka, namun tidak menghentikan perbuatan keji dan munkar, mana mungkin keinginan kita dapat terwujud, dan itulah yang disebut sebagai seorang pendusta. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada persoalan-persoalan yang sulit atau sesuatu yang menimbulkan keraguan antara Haram dan Halal, baik buruk, maupun sah dan batalnya.

Oleh sebab itu, Allah memberikan tuntunan hidup beragama yang akan menghantarkan hamba-hamba-Nya menuju kebahagiaan yang hakiki di akhirat nanti. Orang yang tidak mau atau menolak tuntunan agama Islam berarti ia telah menjerumuskan dirinya sendiri kedalam lembah kehinaan.

Allah SWT berfirman :
وَلاَ تُـلْــقُـوا بِـأَيـدِيْـكُـمْ إلَى الـتَّـهْـلُـكَـةِ

Artinya : "dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan" (Q.S. Al Baqarah: 195)

Sidang Jum'at yang berbahagia.
Orang yang berbahagia adalah orang yang diberikan kenikmatan panjang umur dan mengisi panjang umur itu dengan amalan-amalan yang Shaleh serta menjaga diri dari perbuatan Batil. Begitu juga sebaliknya, orang yang paling celaka adalah orang yang diberikan umur yang panjang, namun malah digunakan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang Batil dan Munkar serta enggan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang diridloi Allah SWT. Sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya serta baik amalannya".

Kita sebagai hamba Allah yang beriman harus menyadari bahwa umur merupaka rahasia Allah, tidak ada seorangpun makhluk yang mengetahui kapan ajalnya akan datang, hanya Allah sendirilah yang mengetahuinya. Maka dari itu, hendaknya kita harus senantiasa memanfaatkan hidup ini dengan sebaik-sebaiknya, mengisinya dengan amalan-amalan yang shalih, meningkatkan takwa dan ketaatan kita kepada-Nya.

Sidang Jum'at yang dirahmati Allah
Berbahagialah kita, karena kita memperoleh kesempatan untuk memasuki tahun yang baru. Namun kita tidak boleh lengah dan lupa bahwa sewaktu-waktu Allah dapat mengambil nyawa kita tanpa kita sadari; entah besok, minggu depan, bulan depan dan seterusnya. Tahun baru ini merupakan ajang koreksi bagi kita untuk merenungkan kembali amal kita pada tahun yang lalu. Jika amalan kita jelek, maka kita harus bertekad untuk memperbaiki amalan tersebut pada tahun ini. Jika tahun lalu amalan kita sudah baik, maka tahun ini tentunya harus lebih baik lagi dari sebelumnya.

Setiap orang harus mempunyai obsesei bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini. Dengan demikian, amalan kebaikan kita akan terus meningkat dan mencapai derajat yang tinggi disisi Allah SWT.

Oleh karena itu, marilah kita ikhlaskan niat kita dan bulatkan tekad untuk menjalani kehidupan ini dengan terus meningkatkan kualitas ketaqwaan, keimanan dan ketaatan kita kepada Allah dan tidak lupa marilah kita senantiasa berdoa, memohon pertolongan dan petunjuknya agar amal ibadah kita tidak putus ditengah jalan yang hanya disebabkan pengaruh keindahan dan kemewahan Duniawi yang penuh dengan tipu daya.

أَعُـوذُ بِاللهِ مِـنَ الـشَّـيـطَانِ الـرَّجِـيـمِ فَـمَـنْ كَانَ يَـرجُـو لِـقَـاءَ رَبِّـهِ فَـلْـيَـعْـمَلْ عَـمَلاً صَالِـحًـا وَلاَ يُـشـرِكْ بِـعِبَـادَةِ رَبِّـهِ أَحَـدًا. بَـارَكَ اللهُ لِي وَلَـكُـم فِـي الـقُـرآنِ الـعَـظِـيـمِ وَنَـفَـعَـنِـي وَإيَّـاكُـم بِـمَـا فِـيـهِ مِـنَ الآيَـاتِ وَالـذِّكـرِ الـحَـكِـيـمِ فَـاسْـتَـغْـفِـرُوْهُ إنَّـهُ هُـوَ الـَـغَـفُـورُ الـرَّحِـيـمُ

Post a Comment for "Khutbah Jum'at | Menyambut Tahun Baru Hijriyah"