Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Iklan Navigasi Header

Ta'lim Muta'allim | Fasl Tentang Memilih Ilmu, Guru, Rekan dan Berpedomannya

 بسم الله الرحمن الرحيم

Fasl Tentang Memilih Ilmu, Guru, Rekan dan Berpedomannya

    Dari seluruh ilmu, hendaknya seorang murid memilih yang paling baik, ilmu yang ia perlukan dalam urusan agamanya di saat itu dan di saat mendatang. (Dan hendaknya) ia mendahulukan ilmu Tauhid dan mengenal Allah beserta dalilnya, sungguh imannya seorang Muqallid; sekalipun menurut kita sudah sah tetap akan berdosa bila tidak mempelajari dalilnya. Dan (hendaknya) ia memilih ilmu kuno daripada buku-buku kontemporer. Para guru berkata "Berpedomanlah pada buku-buku kuno dan berhati-hatilah terhadap buku-buku kontemporer".

    Janganlah kau berkecimpung dalam perdebatan yang muncul setelah meninggalnya para pembesar-pembesar ulama, karena perdebatan tersebut bisa menjauhkan seorang murid dari pemahaman, menyia-nyiakan usia dan memicu rasa takut dan permusuhan, hal ini merupakan tanda-tanda hari kiamat dan terangkatnya ilmu dan pemahaman; sebagaimana telah diceritakan dalam hadist.

    Adapun memilih guru, maka harusnya dipilih orang yang paling mengerti, paling Wara' dan paling berusia (lebih tua) sebagaimana Abu Hanifah memilih Hammad bin Abi Sulaiman setelah berfikir panjang panjang dan merenung ketika hendak mengaji. Abu Hanifah berkata "Aku menemukan beliau sebagai orang sepuh yang berwibawa, lembut dan penyabar". Beliau juga mengatakan "Aku menetap bersama Hammad bin Sulaiman sampai aku tumbuh besar".

    Beliau juga mengatakan "Aku pernah mendengar salah seorang ahli bijak Samarkandi berkata 'Ada seseorang murid bermusyawarah denganku seputar mencari ilmu, ia berencana untuk pergi ke Bukhara untuk menimba ilmu'".

    Begitulah seharusnya seseorang bermusyawarah dalam segala urusan, sesungguhnya Allah Ta'ala memerintahkan Rasulullah untuk bermusyawarah dalam urusan-urusan, padahal tidak ada seorangpun yang lebih pandai daripada beliau, meski demikian beliau (masih) diperintah untuk bermusyawarah. Rasulullah pun pernah bermusyawarah dengan sahabat-sahabatnya dalam segala perkara bahkan keperluan-keperluan rumah.

    Sayyidina Ali berkata "Orang tidak akan celaka karena musyawarah". Dikatakan bahwa "Ada seorang yang sempurna, setengah sempurna dan tidak ada apa-apanya, orang yang sempurna adalah orang yang memiliki pendapat yang tepat dan (masih mau) bermusyawarah, orang yang setengah sempurna ialah orang yang memiliki pendapat yang benar, namun tidak (mau) bermusyawarah atau (mau) bermusyawarah tapi tidak memiliki pendapat, orang yang tidak ada apa-apanya adalah orang yang tidak memiliki pendapat dan tidak (mau) bermusyawarah.

    Ja'far Al-Shodiq berkata kepada Tsufyan Al-Tsauri "Bermusyawarahlah dengan orang-orang yang takut pada Allah Ta'ala terkait urusanmu". Mencari ilmu merupakan urusan tertinggi dan tersulit, sehingga musyawarah dalam konteks tersebut sangat urgent dan harus. Seorang hakim berkata "Jika kau pergi ke Bukhara jangan terburu-buru mengunjungi para Imam, tetapi menetaplah selama 2 bulan supaya kau bisa merenung dan memilih guru, karena jika kau pergi pada seorang guru dan mulai mengaji bersamanya, terkadang pelajarannya tidak mengesankanmu yang akibatnya meninggalkannya dan pergi ke guru yang lain sehingga kau tidak mendapatkan keberkahan belajar".

    Maka renungkanlah selama 2 bulan untuk memilih seorang guru, dan berdiskusilah supaya kau tidak perlu meninggalkan dan berpaling darinya, sehingga kau bisa menetap (betah) bersamanya supaya belajarmu diberkahi dan memanfaatkan banyak ilmumu. Perlu diketahui bahwa kesabaran dan keteguhan merupakan pondasi inti dalam segala urusan, namun hal itu langka sebagaimana yang telah dikatakan oleh sebuah Syi'ir :

لكل إلى شأو العلى حـركات * ولكن عزيـز في الرجال ثـبـات

Setiap orang berupaya untuk menggapai kedudukan yang tinggi * Tetapi langka sekali di kalangan itu orang yang teguh

      Dikatakan bahwa "Berani itu adalah sabar sesaat". Maka seyogyanya bagi seorang murid berpegang teguh dan bersabar terhadap seorang guru, kitab supaya ia tidak meninggalkannya dalam keadaan kurang, terhadap satu fan agar tidak sibuk dengan fan yang lain sebelum menyempurnakan fan yang pertama, terhadap suatu daerah agar tidak berpindah ke daerah yang lain tanpa ada keadaaan terdesak.

    Sesungguhnya semua itu mengacau balaukan segala urusan, meyibukkan hati, menyia-nyiakan waktu dan menyakiti guru. Sebaiknya seorang murid bersabar / menahan diri dari hawa nafsunya. Seorang penyair berkata :

إن الـهـوى لـهـو الـهـوان بـعـيـنـه * وصـريـع كل هوى صـريـع هوان

Sungguh hafa nafsu itu sejatinya adalah kehinaan * Dan korban dari setiap nafsu merupakan korban kehinaan

    Dan sebaiknya ia bersabar terhadap ujian dan cobaan. Dikatakan bahwa "Gudangnya kemauan terletak pada serangkaian ujian". Aku dibacakan sebuah puisi dan disebutkan bahwa puisi tersebut milik Ali bin Abi Thalib :

ألا لا تـنـال العلم إلا بـسـتـة * سأنـبـيـك عن مـجـمـوعهـا بـبـيـان

Ingatlah! kau tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan 5 hal * Akan kuberitahu padamu seluruhnya secara terperinci

ذكاء وحرص واصـطـبـار وبـلـغة * و إرشاد أسـتاذ وطول زمان

Kecerdasan, semangat, kesabaran, biaya * Petunjuk guru dan masa yang lama

    Adapun (terkait) memilih rekan (belajar) sebaiknya memilih teman yang sungguh-sungguh, Wara', berpendirian teguh serta berusaha paham, (memilih) teman yang menghindari orang yang pemalas, suka menganggur, banyak bicara, ahli kerusakan dan tukang fitnah. Dikatakan bahwa;

عن الـمـرء لا تسأل وأبصر قريـنـه * فإن الـقرين بالـمـقارن يـقـتـدي

Jangannlah bertanya tentang seseorang namun lihatlah temannya * Karena setiap teman selalu mengikuti temannya

فإن كان ذا شر فـجـنـبـه سرعـة * وإن كان ذا خـيـر فـقـارنـه تـهـتـدي

Bila ia orang buruk jahuilah secepatnya * Bila ia orang baik bertemanlah dengannya maka kau akan mendapat petunjuk

    Dan aku dibacakan sebuah Syi'ir :

لا تـصـحـب الكسلان في حالاتـه * كـم صالـح بـفـساد آخـر يـفـسـد

Janganlah kau temani seorang tingkahnya seorang pemalas * Betapa banyak orang Sholeh yang rusak sebab kerusakan yang lain

عدوى الـبـلـيـد إلى الـجـلـيـد سـريـعـة * كالـجـمـر يـوضـع في الـرماد فـيـخـمد

Menularnya orang bodoh kepada orang pintar itu cepat * Seperti bara api yang diletakkan pada abu lalu padam

    Nabi SAW. bersabda "Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah Islam, hanya kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi". Dikatakan dalam kata hikmah berbahasa Persia :

يَا رَبَـدْ بَـدْ تَـربُـودَا زَمَـا رِبَـدْ * بِـحَـقِّ ذَاتِ بَاكِ اللهِ الـصَّـمَـدْ

Teman yang durhaka lebih berbisa daripada ular yang berbahaya * Demi Allah yang maha tinggi dan maha suci

يَـا رَبَـدْ آرَدْ تَـرْآ سِـوَى جَـحِـيـمْ * يَـارَنِـيـكُـو كِـيـرَنَا يَـابِـي نَـعِـيـمْ

Teman buruk, membawamu ke neraka Jahim * Teman bagus, mengajakmu ke surga Naim

Dan dikatakan;

إن كـنـت تـبـغـي العلم من أهله * أو شاهدا يـخـبـر عن غائـب

Bila kau ingin ilmu dari ahlinya * Atau seorang saksi yang akan memberitahu (ilmu) yang belum ada

فاعـتـبـر الأرض بـأسـمـائـهـا * واعـتـبـر الصاحب بالـصاحب

Maka pelajarilah bumi beserta nama-namanya * Dan pelajarilah seorang teman dengan (mengamati) temannya

Wallahua'lam
Baca juga : Ta'lim Muta'allim | Fasl Tentang Memuliakan Ilmu beserta Ahlinya

Post a Comment for "Ta'lim Muta'allim | Fasl Tentang Memilih Ilmu, Guru, Rekan dan Berpedomannya"