Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Iklan Navigasi Header

Jurmiyah | part 11

 بسم الله الرحمن الرحيم
Amil amil yang menashobkan ada 10
Amil amil yang menashobkan ada 10; 4 diantaranya menashobkan dengan lafad itu sendiri, sementara 6 diantaranya menashobkan dengan أن  yang harus disimpan ataupun boleh disimpan.

Amil amil tersebut adalah :

1. أن

2. لَن 

3. إذن 

4. كي 

Keempat lafad (diatas) ini menashobkan dengan lafad itu sendiri.

Contoh أن

يُـعـجِـبُـنِـي أنْ تَـضـرِبَ

Lafad يُـعـجِـبُـنِـي adalah Fi’il Mudlori’

Lafad أنْ adalah huruf yang memasdarkan dan huruf yang menashobkan

Fi’il Mudlori’ tersebut dinashobkan oleh أنْ 

أنْ disebut dengan huruf yang memasdarkan karena huruf tersebut mencetaknya menjadi Masdar dan lafad setelahnya, karena pengkira-kiraannya adalah

يُـعـجِـبُـنِـي ضَربُـكَ

Contoh لـن;

لَـن يَـقُـومَ زيدٌ

Lafad لَـن adalah huruf yang menafikan [mentidakkan], menashobkan dan merubah maknanya menjadi zaman ‘akan datang’.

Contoh  إذن;

إذَنْ أُكـرِمَـكَ

Sebagai jawaban dari orang yang berkata;

أَزُورُكَ غَـدًا (saya akan mengunjungimu besok)

Lafad إذَنْ adalah huruf jawaban, balasan dan huruf yang menashobkan

Lafad أُكـرِمَـكَ adalah Fi’il Mudlori’ yang dinashobkan oleh إذَنْ

Disebut dengan huruf jawaban; sebab huruf berstatus sebagai jawaban, disebut dengan huruf balasan; karena lafad setelahnya adalah balasan dari lafad sebelumnya (أَزُورُكَ غَـدًا), dan disebut dengan huruf yang menashobkan dikarenakan huruf terseebut dapat menashobkan Fi’il Mudlori’. 

Huruf ini (إذَنْ) memiliki beberapa ketentuan untuk bisa menashobkan yang bisa kalian pelajari dari kitab kitab besar.

Contoh كَـي;

جِـئـتُ كَـي أَقـرَأَ

Apabila sebelumnya ada huruf لام yang dikira-kirakan (لِـكَـي أَقـرَأَ); maka huruf كَـي tersebut adalah huruf yang memasdarkan bermakna أنْ.

Lafad أَقـرَأَ adalah Fi’il Mudlori’ yang dinashobkan oleh كَـي

Jika كَـي bermakna لام  untuk alasan; maka yang menashobkan adalah أنْ yang disimpan setelahnya (جـئـتُ كي أن أقرأ)

5. لام كي

Huruf ini dan lafad setelahnya tidak menashobkan dengan lafad itu sendiri; namun menashobkan dengan أن yang boleh disimpan pada لام كي dan harus disimpan pada lafad setelahnya.

Contoh لام كي;

جـئـتُ لأقـرَأَ

لام  adalah huruf Jer untuk memberikan alasan
Kalimat Fi’ilnya dinashobkan oleh أنْ yang boleh disimpan setelahnya

Huruf tersebut dikatakan لام كي dikarenakan fungsinya adalah memberikan alasan sebagaimana كَـي, dan karena kadang kala huruf tersebut masuk pada كَـي; seperti

جـئـت لـكي أقرأَ

6. لام الـجحود
6. لام الـجحود

Yaitu لام yang menafikan dan menashobkan dengan أنْ yang harus disimpan, definisi dari لام الـجحود adalah لام yang didahului oleh كان  yang dinafikan oleh ما atau يكون yang dinafikan oleh لـم; seperti

{وَمَا كَانَ اللهُ لِـيُـعَـذِّبَـهُـم}

{لَـم يَكُنِ اللهُ لِـيَـغـفِـرَ لَـهُـم}

Lafad يُـعَـذِّبَ dan يَـغـفِـرَ sama sama dinashobkan oleh أنْ yang harus disimpan setelah لام الـجحود

7. حَـتـى

Baik yang bermakna إلى; seperti

{حَـتَّـى يَـرجِـعَ إلَـيـنَـا مُوسَـى}

Ataupun yang bermakna لام  untuk memberikan alasan; semisal kalian mengatakan kepada orang kafir

أسلِـمْ حَـتَّـى تَـدخُـلَ الـجَـنَّـةَ أي لِـتـدخلَ [masuklah Islam supaya kamu masuk surga]

Jadi, lafad يَـرجِـعَ dan تَـدخُـلَ keduanya dinashobkan oleh أنْ yang harus disimpan setelah حَـتـى

8 dan 9. Jawab dengan فاء  dan واو

Yakni فاء  dan واو yang berstatus menjadi jawab, فاء  dan واو tidak menashobkan dengan lafad itu sendiri; tapi menashobkan dengan أنْ harus  disimpan setelahnya. Yang dimaksud dengan ‘berstatus sebagai jawab’ adalah jatuh pada 6 tempat yang sudah dikenal :

1. أمر; contoh

أقـبِـلْ فَـأُحـسِـنَ إلَـيـكَ

Lafad أُحـسِـن dinashobkan oleh أنْ yang harus disimpan setelah فاء yang berstatus sebagai jawabnya أمر.
Seumpama kalian mengatakan وَأُحـسِـنَ; maka huruf Wawunya adalah Wawu مـعـيـة, maka dinashobkan dengan أنْ yang harus disimpan setelah Wawu مـعـيـة yang jatuh setelah أمر

2. نـهي; contoh

لاَ تَـضرِبْ زيدًا فَـيَـغـضَبَ / وَيَـغضَبَ

Lafad يَـغـضَبَ adalah Fi’il Mudlori’ yang dinashobkan oleh أنْ yang harus disimpan setelah فاء atau Wawu yang jatuh setelah نـهي
3. دعاء; contoh
3. دعاء; contoh

رَبِّ وَفِّـقـنِـي فَأَعـمَلَ صَالِـحًا / وَأَعـمَلَ صالـحاً

Lafad أَعـمَل dinashobkan oleh أنْ yang harus disimpan setelah فاء atau Wawu yang jatuh setelah دعاء


Perbedaan diantara دعاء dan أمر;

أمر adalah permintaan dari atasan ke bawahan [tidak perlu tata krama]

دعاء adalah permintaan dari bawahan ke atasan [dengan tata krama]


4. إستفهام; contoh

هَل زيدٌ في الدارِ فَأَذهَبَ إلـيـه / وَأَذهَبَ إليـه

Lafad أَذهَبَ dinashobkan oleh أنْ yang disimpan setelah فاء atau Wawu yang jatuh setelah إستفهام

5. عرض; contoh

ألاَ تَـنـزِلُ عِـندَنَـا فَـتُـصِـيـبَ خَـيـرًا / وَتُـصِـيـبَ خيـرًا

Lafad تُـصِـيـبَ dinashobkan oleh أنْ yang harus disimpan setelah فاء atau Wawu yang jatuh setelah عرض

6. تـحضـيـض ; contoh

ألا أكـرَمـتَ زيدًا فَـيَـشـكُرَكَ / وَيَـشـكُـرَكَ

Lafad يَـشـكُر dinashobkan oleh oleh أنْ yang harus disimpan setelah فاء atau Wawu yang jatuh setelah تـحضـيـض

Perbedaan diantara عرض dan تـحضـيـض;

عرض adalah permintaan secara halus dan lembut [sekedar menganjurkan]

تـحضـيـض adalah permintaan secara mendesak dan menyulitkan [agak memaksa]
7.  تـمـنـي; contoh
7.  تـمـنـي; contoh

لَيـتَ لِـي مَالاً فَــأَحُـجَّ مِـنـهُ / وَأَحُـجَّ

Lafad أَحُـجَّ dinashobkan dengan أنْ yang harus disimpan setelah فاء atau Wawu yang jatuh setelah تـمـنـي

8. تـرجـي ; contoh

لَـعَـلِّـي أُرَاجِـعُ الـشَّـيـخَ فَـيُـفـهِـمَـنِـي الـمَسـأَلَـةَ / وَيُـفـهِـمَـنِـي

Lafad يُـفـهِـم dinashobkan oleh أنْ yang harus disimpan setelah فاء atau Wawu yang jatuh setelah تـرجـي

9. نـفـي ; contoh

ما تَـأتِـيـنَـا فَـتُـحَدِّثَـنَـا / وَ تُـحَدِّثَـنَـا

Lafad تُـحَدِّثَ dinashobkan oleh أنْ yang harus disimpan setelah فاء atau Wawu yang jatuh setelah نـفـي

10. أو

Termasuk dari amil amil yang menashobkan Fi’il Mudlori’ adalah أو; namun penashobannya menggunakan أنْ yang harus disimpan setelahnya; seperti

لَأَقـتُـلَــنَّ الكَافِـرَ أوْ يُـسـلِـمَ أي إلاّ أن يُـسلمَ

Lafad يُـسـلِـمَ dinashobkan dengan أنْ yang harus disimpan setelah أو yang bermakna إلاّ (kecuali)

Terkadang أو bermakna إلى; contoh

لَألـزَمَـنَّـكَ أو تَـقـضِـيَـنِـي حَـقِّـي أي إلى أنْ تـقـضـيـنـي حقـي

Jadi lafad تَـقـضِـيَ adalah Fi’il Mudlori’ yang dinashobkan oleh أنْ yang harus disimpan setelah أو yang bermakna إلى

Wallahua’lam

Post a Comment for "Jurmiyah | part 11"