Fathul Qorib Tsani dan terjemah | Aqiqah
بسم الله الرحمن الرحيم
Secara Etimologi adalah istilah rambut diatas kepala bayi, sementara secara Terminologi maksudnya dipaparkan Mushonif pada uraian ini; Aqiqah (atas nama) bayi (hukumnya) disunnahkan. Dan Aqiqah diperjelas oleh beliau pada uraian ini; Aqiqah adalah binatang yang disembelih atas nama bayi di hari ketujuh (kelahirannya).
‘Hari kelahiran’ [dalam bab Aqiqah] dihitung dari hari ketujuh; meskipun si bayi mati sebelum hari ketujuh dan Aqiqah tidak boleh lewat [habis kesunnahannya] sebab diundur setelah 7 harinya [diundur sampai sudah Baligh]. Apabila Aqiqah diundur sampai Baligh; maka ketentuan Aqiqah tidak berlaku (lagi) bagi orang yang berhak meng-aqiqahi [orang tua] si bayi, adapun si anak (yang sudah Baligh) dipersilahkan memilih (antara) meng-aqiqahi dirinya sendiri atau ditinggal [tidak Aqiqah].
Dan perlu kalian ketahui bahwa ketentuan (mengenai) tahunan binatang Aqiqahan, (daging) Aqiqahan harus bebas dari Aib yang dapat mengurangi (kualitas) daging, memakan (daging) Aqiqahan, menyedekahkan sebagian (daging tersebut), tidak diperbolehkannya menjual (daging) Aqiqahan dan wajibnya Aqiqah sebab Nadzar; (berlaku) berdasarkan ketentuan pada bab Udlhiyah.
![]() |
Kurma kering |
Apabila tidak ada kurma kering; maka (bisa menggunakan) kurma basah, dan jika tidak ada [tidak ada kurma basah]; maka (bisa menggunakan) makanan yang manis [manisnya alami; bukan buatan]. Dan (dianjurkan) menamai si bayi di hari ketujuh kelahirannya, diperbolehkan menamai si bayi sebelum hari ketujuh dan setelahnya, jikalau si bayi mati sebelum hari ketujuh; maka disunnahkan (untuk) dinamai.
- Dan disunnahkan menamai si bayi dengan nama yang bagus, nama nama terbaik adalah Abdullah, Abdurrahman, Muhammad dan Ahmad -
Wallahua'lam
Post a Comment for "Fathul Qorib Tsani dan terjemah | Aqiqah"
Mohon berkomentar dengan sopan dan santun
Terima kasih