Jurmiyah | part 19
بسم الله الرحمن الرحيم
Bab menjelaskan Na’at [Sifat]
Na’at adalah sesuatu [lafad] yang mengikuti Man’utnya [yang disifati] dalam segi Rofa’nya; jikalau memang lafadnya dirofa’kan, Nashobnya; jikalau memang lafadnya dinashobkan, Jernya; jikalau lafadnya memang dijerkan, Ma’rifatnya; bila memang (lafadnya) berbentuk Ma’rifat dan Nakirohnya; apabila berbentuk Nakiroh. Itu semua adalah hakikatnya Na’at, dan Na’atlah yang merofa’kan Dlomirnya Man’ut; contoh
قام زيدٌ العاقلُ
I’robnya :
Lafad قام Fi’il Madli
زيدٌ adalah Fail yang dirofa’kan dengan Dlommah yang tampak
العاقلُ adalah Na’atnya lafad زيدٌ
Na’atnya Isim yang dirofa’kan dirofa’kan dan tanda kerofa’annya adalah Dlommah yang tampak
Na’atnya mengikuti Man’utnya dalam segi kerofa’an dan kema’rifatannya
رأيـتُ زيدًا الـعاقـلَ
I’robnya :
Lafad رأيـتُ adalah Fi’il dan Fail
زيدًا adalah Maf’ul Bih yang dinashobkan dengan Fathah yang tampak
الـعاقـلَ adalah Na’atnya lafad زيدًا yang juga dinashobkan dengan Fathah yang tampak
Na’atnya mengikuti dalam kenashoban dan kema’rifatannya
مررتُ بـزيدٍ العاقلِ
I’robnya:
Lafad مررتُ Fi’il dan Fail
Huruf Ba’ adalah huruf yang mengejerkan
زيد dijerkan oleh huruf Ba’
العاقلِ adalah Na’atnya زيد yang dijerkan dengan Kasroh yang tampak
Na’atnya mengikuti dalam kejeran dan kema’rifatan
Contoh yang berstatus Nakiroh;
جاء رجلٌ عاقلٌ
رأيـتُ رجلاً عاقلاً
مررتُ برجلٍ عاقلٍ
I’robnya :
Sama dengan contoh sebelumnya
Na’atnya mengikuti dalam segi I’rob dan kenakirohannya
Tatkala Na’at kadang kala (berbentuk) Ma’rifat dan kadang kala (berbentuk) Nakiroh; Mushonif menuturkan klasifikasi Ma’rifat dan Nakiroh; lalu berkata
Isim Ma’rifat; yakni Isim yang menunjukkan sesuatu yang tertentu ada 5 :
1. Isim yang disimpan [Dlomir]
Isim Dlomir adalah Isim yang menunjukkan (makna) Mutakallim [orang yang berbicara], Mukhotob [orang yang diajak berbicara] atau Ghoib [orang yang dibicarakan tapi tidak hadir ditempat]; contoh
أنـا
Untuk Mutakallim
نحن
Untuk Mutakallim bersama orang lain atau (untuk) memuliakan diri sendiri
أنتَ
Untuk Mukhotob
أنتِ
Untuk Mukhotobah
أنـتـما
Untuk 2 Mukhotob / Mukhotobah
أنـتـم
Untuk Jamak Dzukur [laki laki banyak] yang Mukhotob
أنـتـن
Untuk Jamak Inas [wanita banyak] yang Mukhotobah
هو
Untuk Ghoib
هي
Untuk Ghoibah
هما
Untuk 2 Ghoib / Ghoibah
هم
Untuk Ghoib banyak
هن
Untuk Ghoibah banyak
2. Isim Alam [Nama]; contoh
زيدٌ
مكة
Yang pertama adalah nama untuk sesuatu yang berakal, sedangkan yang kedua adalah nama untuk sesuatu yang tidak berakal
3. Isim Mubham; contoh
هذا
هذه
هؤلاء
Isim ini mencakup semua Isim Isyaroh [untuk memberikan isyarat] dan Isim isim Maushul; contoh
الذي التي الذيـن
Penentuan pada Isim isim Isyaroh menggunakan Isyarat yang Hissiyah [bisa diindra], sementara (penentuan pada) Isim isim Maushul menggunakan Shilah [penghubung]; contoh
جاء الذي قام أبُـوهُ
4. Isim yang didalamnya terdapat [disambung] Al; contoh
الرجل
الغلام
5. Isim yang disandarkan [disambung] pada salah satu dari keempat (diatas) ini; contoh
غلامي
غلام زيدٍ
غلامُ هذا
غلامُ الذي قام أبوه
غلامُ الرجلِ
Isim Nakiroh adalah setiap bentuk Isim yang umum dan tidak menkhususkan salah satu tanpa yang lain; maksudnya adalah Isim yang diletakkan [dibuat] untuk perorangan yang tidak tertentu; contoh
رجلٌ [orang laki laki]
غلامٌ [budak]
Jadi lafad tersebut tidak menentukan salah satu tanpa yang lain
Sederhananya adalah Isim yang bisa dimasuki [disambung] Al; contoh
الرجل [seorang laki laki]
الغلام [seorang budak]
Sebelum kedua lafad tersebut kemasukan Al; (statusnya) adalah Nakiroh, karena lafad رجلٌ bisa jadi (bermakna) setiap orang laki laki, begitu juga dengan lafad غلامٌ, sehingga ketika kedua lafad tersebut kemasukan Al, maka ‘bisa menerima Al’ adalah tanda kenakirohan (suatu Isim)
Wallahua’lam
Post a Comment for "Jurmiyah | part 19"
Mohon berkomentar dengan sopan dan santun
Terima kasih